Sabtu, 26 November 2011

Romantisme Sang Calon Mayat

Cinnamon adalah salah satu aroma aphrodisiac, begitu yang Nick tahu. Tapi wanginya kurang kuat dan nyaris tidak tercium. Jadi Nick menggantinya dengan vanilla yang lembut, setelah sempat mempertimbangkan peppermint. Tapi aroma peppermint terlalu mengingatkannya pada rumah pijat. :(

Lalu setelah itu, ia merasa bodoh karena makan malam yang direncanakannya bersama Nayla kekasihnya, berlokasi di balkon apartemennya di lantai 11. Angin malam akan mengacaukan perencanaan aroma, tapi sudahlah. Telah ada lilin merah menyala dengan redup yang menyiratkan cinta. Cinta yang sesungguhnya seperti dalam puisi-puisi Pablo Neruda.

Jadi kini Nick berfokus pada bebunyian. Telah dipilihnya musik-musik oldies dengan irama jazzy yang kental. Ia sudah memilih diantara Norah Jones, Patrizio Buanne, tapi anehnya moodnya membawanya pada koleksi langka Count Bassie. Nick akan membawa Nayla melayang pada romantisme tingkat tinggi.

Lalu setelah itu, Nick menggosok giginya. Tiga kali. Ia tidak ingin Nayla tahu kalau ia merokok. Ia sudah berjanji untuk tidak merokok lagi, tapi kebiasaan itu sungguh sulit dihilangkan.

Bel berbunyi. Pesanan makanannya sudah datang. Delivery man membantu Nick menata makanan di meja bertaplak meja putih. Dalam sekejap, suasana ajaib terasa dari foie gras yang terhidang dengan anggur putih, dan air dengan perasan lemon yang kecut tapi manis.

Setelah itu sang delivery man pamit, sambil berucap semoga berhasil. Nick tersenyum, karena ia disangka akan melamar kekasihnya.

Nick lalu gugup. Berulang kali ia mengecek penampilannya. Tidak ada yang salah dengan tuxedo-nya. Ia tidak miring ke kanan atau ke kiri. Dan parfumnya aroma kayu yang manis, yang dipakainya hanya pada momen-momen penting.

Nick lalu menyalakan TV, tanpa sebab yang jelas. Tapi, ia lalu teringat pada suatu detil kecil yang belum dipersiapkannya: bunga. Kekasihnya adalah perempuan konvensional yang masih menggemari bunga, cokelat dan kecupan di kening.

Maka Nick sudah siap dengan semua itu: bunga, cokelat dan kecupan di kening.

Lalu setelah makan malam, ia akan duduk bersebelahan dengan Nayla untuk bicara apa saja yang terlintas di benak mereka, sampai kemudian keduanya mulai mengantuk dan tertidur. Nick akan memeluk Nayla dengan penuh cinta, dan bukan nafsu. Dan karenanya, ia belum siap jika Nayla harus menginap di apartemennya. Ia tidak ingin mengacaukan sesuatu, meski sangat, sangat ingin melakukan itu bersama orang yang dicintainya. Seseorang yang berhasil membuatnya terlahir kembali sebagai laki-laki romantis.

Bel berbunyi. Kekasihnya sudah datang. Nick membuka pintu dan menemukan senyum Nayla, yang khusus baginya. Nick sebenarnya agak kecewa karena Nayla tidak dress up seperti yang diharapkannya. Tapi tetap saja ia mencium kening Nayla.

Nayla membalas dengan pelukan singkat, lalu keduanya menuju balkon.

Nick menarik kursi untuk diduduki Nayla, dan di ujung meja yang lain. Nick duduk.

Nayla berkomentar tentang penataan makanan, dan terkesan dengan pemandangan balkon.

Hati Nick bergetar-getar sampai ia khawatir dadanya tak mampu menampungnya. Nick meremas tangan Nayla dan dengan lembut ia menciumnya.

Nick tersenyum. Binar di matanya lebih menyala dari lilin yang samar-samar tertiup angin.

"Happy anniversary, sayang," kata Nick lembut.

Perlahan wajah Nayla berubah. Nick tetap menatapnya. Ia pikir Nayla sedang terharu atau apa.

"Anniversary-nya kan baru minggu depan," kata Nayla lirih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar